Dai-dōrō atau lentera platform adalah salah satu ornamen kolam koi yang merupakan elemen penting dalam arsitektur dan desain taman tradisional Jepang. Lentera ini sering dibuat dari batu, yang dalam bahasa Jepang dikenal sebagai ishi-dōrō (石灯籠), yang berarti ‘lentera batu’. Keberadaan ishi-dōrō di taman-taman Jepang tidak hanya berfungsi sebagai penerangan, tetapi juga memiliki makna simbolis yang kuat serta memperkaya estetika taman dengan sentuhan alami dan spiritual. Artikel ini akan membahas sejarah, fungsi, serta keindahan lentera platform yang sering terbuat dari batu ini.
Dafar Isi
ToggleSejarah dan Asal-Usul Dai-dōrō
Ishi-dōrō pada awalnya diperkenalkan ke Jepang dari Tiongkok pada periode Asuka (592–710 M) dan digunakan terutama di kuil Buddha sebagai simbol pencerahan dan panduan spiritual. Lentera batu ini ditempatkan di sepanjang jalur menuju kuil dan tempat ibadah untuk menunjukkan jalan bagi peziarah dan sebagai simbol dari api pencerahan yang menerangi kegelapan ketidaktahuan.
Seiring berjalannya waktu, penggunaan ishi-dōrō meluas di luar konteks keagamaan dan menjadi bagian penting dalam desain taman Jepang. Pada periode Kamakura (1185–1333 M) dan Muromachi (1336–1573 M), lentera batu mulai digunakan dalam taman-taman teh (roji) dan taman-taman Zen, serta pada taman-taman tradisional yang ada di halaman rumah bangsawan.
Fungsi Dai-dōrō dalam Taman Jepang
Dai-dōrō, atau lentera platform, memiliki beberapa fungsi utama dalam taman tradisional Jepang:
- Penerangan
- Pada malam hari, lentera batu ini digunakan sebagai penerangan alami. Sebuah lilin atau lampu minyak diletakkan di dalam ruang lentera, memancarkan cahaya lembut yang menciptakan suasana tenang dan damai di taman.
- Simbol Spiritual
- Lentera batu juga memiliki makna spiritual. Setiap bagian dari ishi-dōrō melambangkan elemen-elemen alam semesta. Basis lentera mewakili bumi, badan lentera mewakili air, dan atapnya melambangkan api dan langit. Dengan demikian, lentera ini tidak hanya memperindah taman, tetapi juga menyimbolkan harmoni antara manusia dan alam.
- Elemen Dekoratif
- Selain fungsi praktisnya, ishi-dōrō juga berperan sebagai elemen dekoratif yang memperkaya estetika taman. Penempatan lentera batu dalam taman direncanakan dengan hati-hati untuk menciptakan keseimbangan visual. Letaknya sering tersembunyi di antara pepohonan atau dekat dengan kolam untuk menambah elemen kejutan dan keindahan alam.
Struktur dan Bagian dari Dai-dōrō
Ishi-dōrō umumnya memiliki struktur bertingkat dengan beberapa bagian utama yang memiliki makna filosofis. Berikut adalah bagian-bagian dari lentera batu tradisional ini:
- Kiso (基礎) – Basis atau fondasi yang menempel pada tanah, melambangkan elemen bumi. Bagian ini adalah bagian paling bawah dari lentera dan memberikan stabilitas.
- Sao (竿) – Tiang atau pilar yang mendukung tubuh lentera, mewakili elemen air. Tiang ini memberikan ketinggian pada lentera dan mengangkat ruang lentera di atas permukaan tanah.
- Hibukuro (火袋) – Ruang tempat lilin atau sumber cahaya diletakkan, melambangkan elemen api. Bagian ini biasanya berbentuk persegi atau bulat dengan jendela-jendela kecil untuk memancarkan cahaya.
- Kasa (笠) – Atap yang menutupi ruang lentera, mewakili langit. Atap ini biasanya berbentuk melingkar atau heksagonal, memberikan perlindungan terhadap cuaca serta menambahkan keindahan visual.
- Hoju (宝珠) – Ujung atau puncak lentera, mewakili elemen spiritual atau kosmis. Bagian ini berbentuk bola atau biji teratai yang melambangkan pencerahan.
Stone lantern diagram:
- A. Hōju or hōshu,
- B. Ukebana,
- C. Kasa,
- D. Hibukuro,
- E. Chūdai,
- F. Sao
Komponen tradisional lentera batu (atau perunggu) adalah, dari atas ke bawah:
A. Hōju/hōshu (宝珠, secara harfiah ‘permata’)
Bagian berbentuk bawang di bagian paling atas finial.
B. Ukebana (請花)
Penyangga hōju berbentuk teratai.
C. Kasa (笠)
Payung berbentuk kerucut atau piramida yang menutupi kotak api. Sudut-sudutnya dapat melengkung ke atas untuk membentuk apa yang disebut warabide (蕨手).
D. Hibukuro (火袋, secara harfiah ‘kantong api’)
Kotak api tempat api dinyalakan.
E. Chūdai (中台, secara harfiah ‘platform tengah’)
Platform untuk kotak api.
F. Sao (竿, secara harfiah ‘tiang’)
Tiang, biasanya berorientasi vertikal dan berbentuk lingkaran atau persegi pada penampang melintang, mungkin dengan “sabuk” yang sesuai di dekat bagian tengahnya; kadang-kadang juga dibentuk seperti koin atau cakram menyamping, seperti satu set kelopak bunga teratai yang tinggi dan tipis, atau seperti antara satu dan empat kaki melengkung (pada lentera “pemandangan salju”); tidak ada pada lentera gantung.
Kiso (基礎, secara harfiah ‘fondasi’)
Basis, biasanya berbentuk bulat atau heksagonal, dan tidak ada pada lentera yang terkubur (lihat di bawah).
Kidan (基壇, secara harfiah ‘platform dasar’)
Lempengan batu dengan berbagai bentuk yang terkadang ada di bawah basis.
Struktur lentera dimaksudkan untuk melambangkan lima elemen kosmologi Buddha. Dengan satu-satunya pengecualian kotak api, bagian mana pun mungkin tidak ada. Misalnya, oki-dōrō, atau lentera yang dapat dipindahkan (lihat di bawah) tidak memiliki tiang, dan diletakkan langsung di tanah. Lentera ini juga mungkin tidak memiliki payung.
Baca juga : Jasa Pembuatan Kolam minimalis
Jasa Pembuatan Kolam Ikan Koi dan Minimalis: Panduan dan Harga Terbaru
Jenis-Jenis Ishi-dōrō dalam Taman Jepang
Ada berbagai jenis ishi-dōrō yang digunakan di taman-taman Jepang, yang dibedakan berdasarkan bentuk, ukuran, dan lokasi penempatan. Beberapa jenis lentera batu yang paling umum adalah:
- Tachi-gata (立形灯籠) – Lentera berdiri atau tachi-gata adalah jenis yang paling sering ditemui di taman-taman Jepang. Lentera ini memiliki tiang tinggi dan sering ditempatkan di sepanjang jalur setapak atau di dekat pintu masuk kuil.
- Ikekomi-gata (生込形灯籠) – Jenis ini lebih pendek dan sebagian tiangnya tertanam dalam tanah. Ikekomi-gata sering ditempatkan di dekat air atau di antara bebatuan.
- Yukimi-gata (雪見形灯籠) – Yukimi-gata, atau lentera “melihat salju”, adalah lentera batu dengan atap yang lebar, biasanya ditempatkan di tepi kolam atau sungai. Atap yang lebar memungkinkan salju bertumpuk di atasnya saat musim dingin, menciptakan pemandangan indah yang menonjolkan estetika musim.
- Kasuga-gata (春日形灯籠) – Lentera ini biasanya digunakan di kuil-kuil Shinto dan memiliki bentuk khas dengan tiang tebal dan ruang lentera yang besar. Kasuga-gata sering kali dihiasi dengan ukiran simbolis.
Kelebihan dan Kekurangan Ishi-dōrō Ornamen Kolam Koi
Kelebihan:
- Keindahan Abadi
- Lentera batu memberikan kesan alami dan abadi. Seiring waktu, lumut dan pelapukan yang terbentuk pada permukaan batu justru menambah pesona lentera, menjadikannya semakin indah dan menyatu dengan alam.
- Makna Filosofis
- Setiap elemen dalam ishi-dōrō memiliki makna simbolis yang mendalam, menjadikannya bukan hanya elemen dekoratif, tetapi juga pengingat tentang hubungan spiritual antara manusia dan alam.
- Tahan Lama
- Lentera batu sangat tahan terhadap cuaca dan usia, membuatnya menjadi investasi jangka panjang untuk taman tradisional atau modern.
Kekurangan:
- Berat dan Sulit Dipindahkan
- Karena terbuat dari batu, ishi-dōrō sangat berat dan membutuhkan tenaga serta perencanaan yang matang saat pemasangan. Ini juga membuatnya sulit untuk dipindahkan setelah dipasang.
- Perawatan Lumut
- Meskipun lumut bisa menambah keindahan lentera, dalam beberapa kasus, pertumbuhan lumut yang berlebihan bisa menutupi detail ukiran. Perawatan berkala mungkin diperlukan untuk menjaga tampilan lentera.
baca juga : Desain Kolam Koi
Kesimpulan
Dai-dōrō atau ishi-dōrō adalah lentera batu khas Jepang yang memiliki keindahan alami dan makna spiritual yang dalam. Sebagai Ornamen Kolam Koi adalah bagian penting dari taman tradisional Jepang, lentera ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber cahaya, tetapi juga simbol harmoni dan keseimbangan antara manusia dan alam. Dengan berbagai jenis dan desainnya, ishi-dōrō memberikan sentuhan klasik dan abadi pada taman-taman, menciptakan suasana tenang dan damai yang sangat dihargai dalam budaya Jepang.